jangan marah lah, aku tidak bermaksud menyinggungmu, hanya melanjutkan apa yang menjadi percakapan yang ku mulai dalam beberapa jam yang lalu. jawabanmu begitu menggoda untuk ku olok, untuk dibuat menjadi percakapan ringan. namun sepertinya kepalamu sedang penuh hal lain, dan lelah dengan topik yang kujejalkan sejak sehari yang lalu.
sungguh aku tak mengira kamu akan melontarkan kata-kata itu yang muncul di benakku dengan nada ketus dan lelah, terlepas beberapa jam sebelumnya ada percakapan ringan dan postingan akun media sosialmu yang menunjukkan bahwa kamu sedang bersantai, sangat bertolak belakang dengan jawabanmu barusan. kamu pusing untuk sesuatu yang mungkin kamu lewatkan sebelumnya hingga kamu harus mencarinya saat ini, ditengah himpitan kuliah dan tanggung jawabmu. kamu lelah untuk sesuatu diluar keinginanmu saat ini yang terus mengejarmu, mengingatkanmu bahwa kamu sangat dibutuhkan, mengingatkanmu bahwa kamu mampu lebih daripada masa yang lalu. dan mungkin kamu lelah berdebat dengan dirimu sendiri dan diriku tentang betapa layak dan tidak layaknya dirimu hadir dalam hal yang kamu enggankan itu.
aku mungkin bukan orang yang paling peduli dan menyayangimu, kamu dikelilingi orang-orang seperti itu. aku mungkin bukan orang yang paling mengerti dirimu, terutama sejak aku berhenti berusaha menunggumu melihatku. tapi aku lelah berusaha berhenti, dan sekali lagi aku sadar aku memang tak mampu untuk membuatmu memandangku seperti yang kamu ingingkan, namun aku bisa tetap menyimpan rasaku ini, menerima bahwa kamu memang yang tak mungkin tergantikan. dan dengan tanggung jawab yang ada padaku saat ini, aku ingin kamu menjadi bagiannya, bagian tanggung jawabku meski itu berarti menjadikanku orang jahat.
aku telah memutuskan, dengan sadar, aku akan membawamu kembali ke dalam bagian tanggung jawabku, terutama disaat ini semua adalah tanggung jawabku. aku akan membuatmu sadar bahwa kamu layak menjadi bagian di dalamnya meski kamu yakin sekali untuk pergi terutama di tengah keasyikanmu dengan tanggung jawab yang baru-baru ini kau jalani. aku akan membuatmu memberikan sedikit prioritas, bukan padaku, namun hal yang hendak kamu tinggalkan ini.
karena aku yakin bahwa kamu mampu, kamu tidak pernah benar-benar memberi sedikit prioritas dan kini kamu hendak pergi karena kamu merasa tak layak. karena kamu mau, namun kamu terhalang rasa rendah diri yang sulit aku mengerti ada di dalam diri sekuat kamu.
kamu yang katakan bahwa saat ini saat yang tepat untuk pergi karena kamu memiliki alasan nyata, berbeda dengan proses-proses masa sebelumnya dimana alasanmu tidak begitu berarti. dan aku minta maaf karena saat ini aku akan memperjuangkanmu di dalam bagian tanggung jawabku meski kamu begitu enggan, meski aku harus melewati masa-masa dingin denganmu. jujur aku pun tak tahu bahwa hal ini yang benar, namun aku ingin untuk sekali ini kamu benar-benar ada untuk melihat bahwa kegagalanmu selama ini bukan karena ketidakmampuanmu, namun kurangnya rasa percaya dirimu. dan meskipun aku berhasil membuatmu bertahan, aku tidak yakin itu karena aku. aku akan mengandalkan orang-orang yang kupercaya untuk mendorongmu, orang yang kamu bilang benar-benar menjadi mentormu. kecewa sedikit namun tak juga hilang karena menyadari bahwa selama ini aku tidak pernah benar-benar mampu membantumu, menjadi temanmu. jahat rasanya kini aku memohon-mohon dan memaksamu untuk lebih terlibat. dan lebih kecewa lagi karena aku sadar, kata-katamu dahulu untukku agar aku kuat tidaklah nyata, karena kamu sendiri tak mampu melawannya. namun lebih dari itu aku ingin kamu tahu bahwa ada orang yang selalu memperjuangkanmu, memikirkanmu, menganggapmu lebih dari sekedar ada.
percakapanmu denganku kemarin di antara dua gelas teh susu ternama di jogja mengakhiri ketegangan di antara kita selama seminggu terakhir, dan memulai yang lain. mungkin keenggananmu melihatku muncul setelah hari kemarin, terlebih hari ini aku merasa kamu kecewa denganku yang memaksamu hadir meski kamu telah pamit. aku marah tentu saja padamu, membuang begitu banyak peluang, sama sepertiku, namun dalam hal yang aku dan kamu sama-sama ketahui bahwa kamu mampu.percakapan singkat di siang yang panas itu menyadarkanku bahwa aku merindukanmu, merindukan waktu dimana aku bisa berbincang denganmu, mendengarmu bercerita, menikmati kedamaikan meski hanya berada di dekatmu. kamu mungkin sadar mungkin juga tidak bahwa mendukungmu untuk semua yang kamu lakukan meski aku tak pernah berhenti khawatir.
be safe for tommorow... your trip to another city till the end of the month
have fun, because i know that you enjoy your time with them and not with us
love you STArs
jumat, 26 agustus 2016 2:28 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar