Sabtu, 16 April 2011

BUKAN AKU ATAU KAMU.... TAPI KITA.....

300 hari bukan waktu yang cepet. sama kaya mereka yang nggak nyadar kalo 6 hari dalam seminggu dah kelewat smpe nyaris 40 kali, lebih mungkin, dan meski udah kelewat tpi selalu ada memori-memori yg nggak pnting tp susah dilupain. nggak ada yang nyadar betapa mereka terikat satu sama lain tapi sekaligus terpisah oleh ego masing-masing. sedih? nggak juga, kan nggak nyadar. seneng? selama masih nggak nyadar ya seneng2 aja. 

tapi kemudian, 30 days before, 30 hari seblum hari perkiraan pisah, mereka sadar kalo ternyata mereka tu punya sesuatu, mereka tu adalah sesuatu, dan mereka akhirnya menemukan sesuatu. sesuatu itu bsa apa aja dan orang boleh menebak apa aja, biar gmana pun sesuatu itu milik mreka, dan hnya mreka yang tau apa artinya.

mereka nggak perlu orang lain buat nyadarin mereka, mereka cma perlu inget klo 30 hari lagi mereka udah nggak sama2... ujian?? ruangannya kan beda. jurusan juga sendiri-sendiri. 

mereka sadar kalo 300 hri itu nggak akan ada apa2nya kalo 30 hari yang akan datang nggak mereka nikmatin. apa sih yang mereka punya yang berharga untuk bareng2? ada ? NGGAK.
cuma orang egois yang nggak tau malu yang nyadar pertama kali tentang 30 hari. lebih dari itu smua ego orang tetep ada batesnya dan kebetulan (ato akhirnya?) nggak ada yg perlu dibatasin saat ini.
untuk apa lgi mreka membatasi mulut mereka terhadap jarak, atau tatapan mereka terhadap waktu. nggak perlu itu lagi. Susah? JELAS. Munafik? MEMANG. aku tetep aku, begtu pula kmu nggak bsa ngerubah kamu. tapi KITA cuma ada satu. 

Nangis udah nggak perlu lagi buat mereka. sedih udah nggak kerasa lagi. luapan waktu yang ada diharapkan bisa sedikit memberi warna setelah 300 hari yang hambar. 

AKU berdiri disni tanpa KAMU  nggak ada artinya, sama kaya Real Madrid tanpa Jose Mourinho, atau Lakers tanpa Kobe Bryant. dan yang pasti akan sama hambarnya seperti musik tanpa suara.....

nggak bisa mereka lupain gimana tiba-tiba wktu sperti nggulung tiker. mau kata yang bagus untuk ini smua? mereka GALAU. inginnya mereka saling berpelukan namun kemudian hal itu hnya sebatas kepala saling menempel di pundak tanpa tangan merangkul. PUAS? NGGAK. siapa yang pnya harga diri tertinggi, itu yang akan terus nglakuin itu. mreka nggak akan lagi nyimpen tangan mereka di blakang punggung dan hnya merasakan lalunya ketulusan sseorang.

tempat yang mereka punya saat ini nggak punya warna, nggak punya merk, nggak punya nomer, dan nggak punya nama. 
KENAPA? karena itu smua yang akan misahin mereka di tahap selanjutnya. tahap dimana warna, merk, nomer, dan nama, harus berbaris untuk menentukan nasib, nyarii jalan sendiri.

"kita" yang mereka punya nggak lebih dari sebuah tiket konser jatuh yang ditemukan seorang gadis di luar gedung konser atau sebuah tumpangan di jalan pegunungan yang sepi. nggak besar, nggak rumit, nggak bermakna, tapi meluluhkan hati. 

AIR MATA hanya akan menjadi dekorasi penghias yang menggambarkan betapa dalam kata "kita" buat mereka.

kalo MEREKA memang MEREKA, MEREKA akan tunjukkan siapa MEREKA

AKU DAN KAMU BERBEDA?..... MEMANG....
TAPI KITA TETEP CUMA SATU


1 komentar: