Minggu, 25 September 2011

"Nglunjak"

saya menelusuri tentang perilaku yang sering disebut nglunjak ini, dimana subjek mengalami puncak kesenangan yang menyebabkan dirinya lupa diri.menurut saya terdapat dua versi nglunjak, nglunjak yang dibuat-buat dalam artian mengambil kesempatan dalam kesempitan dan nglunjak yang refleks, dimana orang secara tidak sadar telah melakukan hal yang membuktikan kesenangannya.
nglunjak biasanya terjadi pada orang yang baru saja mendapat berita bagus, yang menyebabkan dirinya menjadi kehilangan kendali dalam menunjukkan bukti kesenangannya. menurut saya nglunjak memang terkadang merepotkan individu di sekeliling subyek, namun permasalahannya adalah ketika nglunjak ini bukanlah hal yang disengaja. 
menurut pengamatan saya, orang yang nglunjak itu biasanya mencari perhatian pada orang-orang yang dianggapnya mempunyai posisi lebih tinggi. dengan demikian maka akan timbul kesan kurang baik terhadap subyek dari para individu sekelilingnya. nglunjak bukanlah hal negatif, itu hanyalah salah satu bukti kerefleksan manusia dalam menunjukkan kegembiraannya.
nglunjak memang membuat sebal orang, karena dengan demikian orang yang sebelumnya merasa nyaman dengan sikap subyek yang biasa menjadi kurang nyaman karena tidak terbiasa, atau lebih dikenal dengan istilah 'illfeel'. tak dipungkiri bahwa subyek terkadang sulit untuk menyadari perubahan sikapnya yang merepotkan, dan terkadang sikap yang terbilang nglunjak tersebut sering memalukan orang-orang disekitarnya. 
menurut pendapat saya nglunjak itu tidak baik bagi yang kondisi sosial masyarakatnya kurang bisa menerima sesuatu yang berlebih atau berubah dengan sangat cepat untuk sementara, dan lebih cocok untuk orang sederhana yang bisa menerima segala kelebihan kekurangan serta memberi kesempatan bagi kesenangan untuk tampil melalui nglunjak tersebut. nglunjak agak sulit untuk dihindari namun lebih mudah untuk menghentikannya, maksudnya ialah, karena nglunjak merupakan bentuk refleks, maka hanya bsa disadari ketika hal tersebut sudah terjadi. yang pertama diperlukan kan kepekaan, jika subyek bisa peka terhadap perubahan suasana maka dia akan lebih mudah memperbaik sikapnya, entah dengan menghilang ke suatu tempat dimana ia bisa memikirkan apa yang akan dilakukannya agar tidak meneruskan ke'nglunjakannya' atau dengan cara tetap berdiam disitu dan mempraktekkan alasan yang telah dicari sebelumnya dengan baik.
agak menyakitkan ketika menyadari bahwa orang-orang di sekitar kurang senang terhadap keberhasilan mereka, terlebih apabila keberhasilan tersebut kita tunjukkan dan tanpa sengaja mengancam keberhasilan pihak lain, tak ada yang berhenti untuk menusuk dari belakang ketika subyek semakin mengancam.


ketika subyek menyadari dirinya nglunjak dan tidak berusaha menghentikannya maka itu termasuk subjek dengan maksud mengambil kesempatan dalam kesempitan. poin kedua ini bisa berdiri sendiri atau bisa merupakan kombinasi (kalimat pertama paragraf ini). jika berdiri sendiri ada istilah lain yang bisa mewakiliknya yang kebetul saya pilih yang agak negatif : caper (cari perhatian). dengan demikian memang tak ada niat unutk menghentikan niatnya tersebut.


sumber: 90% pengamatan
             10% kesimpulan sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar