Senin, 12 Desember 2016

Review dan Sinopsis Road to Sangnam

berhubung susahnya mencari referensi berbahasa Indonesia untuk film ini dan full movie di youtube nya belum ada subtitle maka sedikit interupsi untuk blog ini.

sumber tulisan ini diambil dari
http://gulfnews.com/leisure/movies/road-to-sangam-a-debut-film-s-incredible-journey-1.692150 

dan saya terjemahkan melalui google translate beserta sedikit editan agar lebih masuk akal dalam bahasa Indonesia



Film ini dibuka dengan ditemukannya abu Mahatma Gandhi, disimpan dalam lemari besi bank. cicit nya, Tushaar Gandhi, ingin membenamkan abu di Sangam di Allahabad.

Dia ingin membawanya dalam truk yang sama yang telah diangkut abu kakek buyutnya pada tahun 1948, tetapi sekarang menjadi kendaraan yang rusak.

Husmatullah (Paresh Rawal), seorang Muslim yang taat dan seorang mekanik motor yang terampil di Allahabad, dipercayakan dengan pekerjaan itu. Namun Sebuah ledakan yang terjadi di kota mengakibatkan penangkapan beberapa Muslim atas dasar kecurigaan sebagai dalang pengeboman. Salah satu dari mereka meninggal.

Sebagai tanda protes, komunitas Muslim memutuskan untuk menutup toko sampai masalah teratasi oleh otoritas. Husmatullah kini terjebak dalam kebingungan. Di satu sisi adalah komitmen untuk bekerja dan di sisi lain, loyalitas kepada komunitasnya. Ketika ia memilih untuk menghormati komitmennya, menempatkan cintanya untuk negara dan Bapak Bangsa pertama, ia menghadapi murka umat-Nya, termasuk dari teman-teman dekatnya.

Berdiri untung mendukungnya adalah teman yang beragama Hindu, Dr Banerjee (Javed Shaikh), istrinya (Swati Chitnis) dan anaknya (Vijay Mishra). Film ini tidak bercerita banyak tentang Gandhi namun lebih mengenai ideologi nya. Bagaimana Husmatullah tetap mendapat kepercayaan dari komunitasnya dan menghormati komitmennya membentuk inti dari 'Road to Sangam'.

Tidak seperti 'Lage Raho Munna Bhai', yang mencoba untuk menyebarkan Gandhigiri dalam gaya khas Bollywood, Film Amit Rai mengirimkan seluruh pesan indah - ia menggambarkan Muslim sebagai baik, orang-orang jujur.

Dialog ditulis oleh Rai adalah kekuatan film. Ketika Husmatullah memberitahu kaumnya "Seorang Musalman sejati tidak menyakiti siapa pun dengan kata-kata dan tindakannya", Anda ingin bersorak untuknya.

Dalam konteks lain, ia mengatakan: "Allah tidak membedakan antara manusia dengan manusia." Anda ingin percaya ketika dia mengatakan: " 'Pyar se sab kuch mumkeen ho jata hai' [Cinta membuat segala sesuatu yang mungkin]."

Sinematografi dan musik adalah poin plus lainnya. Paresh Rawal membawa film di pundaknya. Di belakangnya ada Om Puri sebagai Mohammad Kasuri, pemimpin yang sangat ditakuti, dan Pawan Malhotra, seperti Maulana Qureshi, seorang pria dengan pandangan ekstremis.

Amit Rai telah menjalin fakta dan fiksi dalam cara yang menghibur, membuat 'Road to Sangam' menjadi film yang harus ditonton.

Mythily Ramachandran is an independent writer based in Chennai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar