Minggu, 23 Oktober 2016

THE WEEK (part 1) - First Game

Siapa yang sesungguhnya bertanggungjawab atas apa yang akan dirasa? Semua nya sudah mengerti bahwa penyesalah datang di akhir, dan mungkin kini sebagian orang menyadari bahwa penyesalan meneror sejak awal, rasa was-was dan gugup akan sesuatu yang tidak sempurna.

  • Then how to tell you about it? May be this week is the most tiring week as I remember for this year, but the feeling piled up, leave me a pain in my back every morning when I awake for these last few days.


“Aku nggak tau kenapa, tapi aku nggak bisa maksimal”
“Ya itu yang harus kamu cari tau, apa yang bisa dorong kamu. Kamu bisa bagus banget, nggak ada yang bisa ngehentiin kamu, kaya even kemarin, tapi kamu juga kalo jelek, jelek banget udah…”

Siapa itu? Siapa yang mengeluh, siapa yang menasehati, siapa yang merasa, siapa yang mencari jawaban, siapa yang kehilangan? Jangankan berpikir, terkadang semua fisik terasa telah terupayakan. Namun kenyataannya belum.

Hari Senin, sebuah titik baru, ujian pertama yang ……. Ternyata gagal. Pikirku melihat Captain Tsubasa, dia mengerti apa yang diinginkannya, yang diinginkan timnya, dan visinya jelas luar biasa, skillnya tidak dapat dipungkiri dan motivasinya jelas serta mampu menjadi motivasi bagi seluruh tim. Begitu layak, begitu menyenangkan, begitu pas. Aku agaknya merindukan sosok itu di dalam timku, dan bukan seseorang dengan skill pas-pasan, penampilan yang tidak stabil dan cenderung buruk, tidak mampu melihat dan menegur di dalam lapangan, dan bahkan dirinya lebih cenderung butuh ditegur. Macam apa itu, bukan yang dibutuhkan tim saat ini.

Bahkan tidak bisa dipungkiri keraguan dan keengganan melingkupi teman setaranya, yang memiliki skill lebih unggul, pengalaman terbanyak namun tak menjabat sebagai seorang pemimpin, sedangkan ia, dipasrahi sebuah tanggung jawab yang bahkan tak pernah terpikir untuk diembannya.

Aku sendiri pun tak mampu memahami bagaimana ini terjadi. Namun dari caraku memandang diriku sendiri, semua ini takkan mampu membuatku lebih baik, lebih dipercaya, lebih dihormati. Siapa aku? Aku yang harus membentuknya, biar mau apa dikata oleh mereka setaraku, namun aku memiliki orang-orang yang akan mampu melihatku sebagai diriku yang baru, sebagai citra yang diberikan ketika mereka mengenalku, yang harus kulakukan hanya memastikan bahwa aku mampu dipandang seperti itu. Bukan hal buruk, justru sebuah tantangan untuk menjadi lebih  baik. Permasalahannya bukan ada di aku yang tidak mau menerima atau pun tidak mau berkembang, karena aku mau. Namun permasalahannya, apakah tim ini mampu menunggu perkembanganku, karena dari sudutku, aku melihat bahwa tim ini membutuhkan lebih dari seorang yang sedang belajar memimpin, mereka membutuhkan pemimpin yang sudah matang, yang tau kemana tim ini harus dibawa.

Terbilang buruk untuk umurku dan pengalamanku selama ini, tidak seperti yang timku, pelatihku dan terlebih diriku harapkan. Aku bisa menerima hari Senin ini dengan pertimbangan bahwa aku berusaha lepas dari ketergantunganku terhadap cairan penguat itu, bukan permainan buruk menurutku melihat aku berusaha lepas, tapi semua itu berbalik menjadi salah begitu hasil yang didapat begitu mengecewakan. Mungkin akan berbeda jika cairan itu kuminum dan aku bisa lebih maksimal. Nilai ku E untuk membawa sebuah tim besar ke dalam kesuksesan, dan  nilai A untuk membawa mereka ke dalam kejatuhan.

Apa yang akan kau lakukan ketika ketika kamu sungguh berupaya dan focus, namun justru menyeretmu terlalu jauh dalam lamunan dan membuyarkan semua upayamu. Tak focus tak maksimal tak berhasil. Sementara, semua yang kubutuhkan ada disitu, motivasi psikis, ada dan begitu dekat, motivasi fisik disediakan dengan memadai, namun aku lupa dengan motivasi diriku sendiri, yang tak pernah benar-benar kutemui.


Aku pulang dengan rasa kecewa tentu, beban semakin berat, dan senyum di wajah. Senyum yang aku sendiri merasa tak pantas untuk kusunggingkan, namun tangis dan sesal lebih layak kusimpan dan kuutarakan ketika tak seorang pun ada di sekitar. Ketika kamu menjadi pemimpin, tugasmu adalah mengangkat moral dan semangat mereka, keberhasilanmu dapat mengangkat mereka, namun rasa jatuhmu yang ikut mereka rasakan akan lebih sulit diobati pada akhirnya, jadi jangan biarkan mereka melihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar